Minggu, 16 Oktober 2011

Kumpulan Puisiku dari Tahun 2000 Sampai 2005


Kumpulan Puisi





SANG PUJANGGA KELANA
2000 – 2005


RENDRA RAHIM



Akankah ?
Rendra Rahim, AE
Delima dua tangkai
Kusanjung dewi dewi
Satu kantong
kubawa pergi
                        ku tatap mega berarak
                        panjang kelana
terkuak tabir
ku gapai
ku kibas
ku ambil
jauh………… jauh dan hilang
tatap sayu juwita lugu
ku reguk gundah
sudahlah punah
dikau dimana
delima dua tangkai
apakah ?
tapi sudahlah…………………………….
April 2000






ILMU………………………
                                                                                                Rendra Rahim, AE
Nun, demi pena
Ilmu bagai buih di lautan
Biru membentang
Ilmu bagai rerumputan
Menghampar di padang luas
Ilmu laksana debu
Beterbangan di tiup angin
Ilmu ibarat bebatuan
Di kali, di sungai, di lembah, di gunung
Ilmu umpama pepohonan
Di hutan
Di rimba
Di kebun
Di taman
                        Ilmu semisal darah yang mengalir
                        Di setiap tubuh………….
Ilmu, apa…………….?
Ilmu, dimana………?
Ilmu, kenapa……….?
Ilmu, siapa…………..?
                        Hanya Allah Yang Maha Mengetahui
                        Kalamullah………….
                        Kalamullah…………
                        Kalamullah……………..
Wallahu ‘alam bissawab……………………                                                                                 November 2000



Salam Alaika Ya Ahmad
Rendra Rahim, AE
Cahyamu indah
Menusuk di relung hatiku
Jiwamu tabah lakumu elok
                        Hai yang senang miskin
                        Terlimpah beribu-ribu shalawat
                        Berjuta juta salam
                        Dari umatmu
                        Yang cinta padamu
Ya Al Amin
Engkau pelita di hati yang  kalut
Jiwa jiwa yang terkoyak
Meraung merintih merindukanmu
                        Safaatmu kunanti di akhirat
                        Kudamba bertemu
Denganmu
Walau hanya dalam mimpi
Mungkin di alam nyata ?
Hai penghulu para nabi-nabi
Bukakanlah hijab hijabmu
Atas umatmu ini
Mudah mudahan mulia, berkatmu
Semoga Allah dengar semua pintaku
Karena Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui
Amin Ya Rabbal ‘alamin………………….
Negara 7 ramadhan 1421 H.



Perjalanan Hati
Rendra Rahim, AE
Tirai tirai hati terpaut
Sukmaku lepas
Terhempas bebas
Kapalku ingin berlabuh
Sang jangkar tak kunjung lepas
Laut biru terhampar biru

                        Titik titik semu dirangkai kalbu
                        Semburat merah terpatri
                        Di bibir palsu
                        Rinai gelak air
                        Tersenyum camar putih
                        Alunan jiwa suci nan tulus murni
Mencuat sayap sayap patah
Kemilau senja di langit biru 
Ooooooooghhh, dikau puspa pujaan hati
Jauh ditepi pantai
Tumbuh di jalan gersang
                        Bayang bayang berarak
                        Sirna dikelembutan
Terkuak hati
Belahan hati
Terdampar dikesunyian
Januari 2001


Kesesatan
Rendra Rahim, AE
Setumpuk buku                                                                                                     
Serobek  catatan
Sebuah pena terkapar tak berdaya

                        Puing puing tinta
                        Berserakan
                        Tak tau kemana
Arti dirinya
Kata demi kata
Terucap
Tapi tak terhujamkan
Oleh mata penanya
                        Gemercik hati
Gemuruh jiwa
Gelegar rasa
Bergumam
Aku dalam kegelapan………………….

September 2001


Maulidul Rasul
Rendra Rahim, AE
Salam Salam Salam
Ya rasulullahh
Ya Musthafa
Ya Thoha                      
                        Salam Salam Salam
                        Berjuta salam
Tercurah dari umatmu
Sekian makhluk diciptakan
Hanya engkau diagungkan
Sekian nur diterbitkan
Hanya nur engkau dinampakkan
                        Alam berseri
                        Menyambut permata bumi
                        Di antara batu batu gunung
Api kekafiran padam
Berganti nur
Menyinari jalan kegelapaarn
                        Hai yang cinta umat
Berilah syafa’at kepada kami di hari akhir nanti
8 rabiul awal 1423 H/21 mei 2002
                       


Gema Fajar Ilahi
Rendra Rahim, AE
Bersabda Alam dipadang tandus
Bertakbir insan di fajar kudus
Cahaya petir
Di ujung langit
                        Kabut tebal bergulung
                        Insan tegar berkumandang
                        Mengagungkan
Sang pencipta Alam
Sahut bersahut suara petir
Sirna ditengah hati-hati yang lapang
Memuji sang maha suci


Agustus 2002


Sang Pujangga Kelana
Rendra Rahim, AE
Tutur pujangga tiada akhir
Tetesan pena tiada pupus
Lekukan kata tiada batas
Pujangga kelana
Pujangga kata
                        Ucap berbunga
                        Pikir berbuah
                        Naluri insan pena tertoreh
Pena patah
Ditukar arang
Arang lebur
Ditukar kapur
Kapur hancur
Diambil kuas
Kuas kata dengan hikmah
Pujannga kata tiada batas
Batas kata diakhir kalam !!!!!!!!!!!!!
Laa Ilahaa illallah………….
18 Agustus 2002



Agresi Kaum Kafir Ke Iraq
Rendra Rahim, AE
Dunia telah buta
Atau dibutakan
Atau sengaja tutup mata
Entah ……………..
                        Perang dipuja
Perang diraja
Perang tak membawa damai
Perang dan perang
hanya untuk sebuah kesombongan
hanya untuk kekuasaan
perang adalah kezaliman
delematis memang sang penguasa lalim bila bicara
senang tidak senang suka tidak suka kita harus tak berbuat
berbuat dalam arti tak semaksimal mungkin untuk dihargai
apa lagi untuk didengar
butuh waktu untuk berbuat butuh tenaga untuk bergerak
gerakanpun terbatas tertindas tergilas oleh mesin mesin
penguasa
dewan keamanan PBB berpihak pada yang menciptakan perang
seharusnya sebagai pelindung
dunia memang buta
sebuta hati hati sang penguasa lalim
tak terpikir oleh mereka yang tak mau memikirkan
perang sudah menjadi bubur
hancur lebur bersama deru mesin mesin penghancur
perang bagi sebahagian orang adalah seni
dipihak lain perang adalah ironi
semakin hari semakin banyak korban
korban waktu
korban harta
korban jiwa
yang tak kalah hebat adalah korban iman
29 maret 2003




Rindu Ajarmu Guru dan Sang Guru Menjawab………….
Rendra Rahim, AE
Kutebar senyum tapi tak kuasa
Kutebar tangis tapi tak trasa
Ku alun sendu
Kurasa lara
Lara, sedih, duka dihati
Kucoba senyum tapi tak kuasa
Aku rindu dengan nyanyian ajarmu
Aku rindu dengan nyanyian Tanya
Aku rindu dengan nyanyian ilmu
Aku rindu dengan nyanyian nilai
                        Aku hilang dalam waktu
                        Aku remuk dalam masa
                        Aku tak kuasa
                        Tak kuasa mereguk kembali ajarmu
                        Tak kuasa kembali menimba ilmu dari sang guru
                        Tapi aku hanya bisa berdo’a
                        Moga moga ilmuku menjadi sinar dalam sudut hati


Dan sang guru menjawab
Kami rela melepaskan mu
Kami ikhlas berpisah dengan mu
Kami kan rindu dengan segala tingkah lakumu
Tapi ……….? Kami tak kuasa
Tak mampu kembali bersatu
Kita terhalang oleh waktu
Oleh masa
Kami hanya bisa berdo’a moga kalian menjadi anak yang berguna
Seribu kenangan tlah terukir dihati kami
Yang tak mungkin terlupakan bersama kalian
Kenang kenanglah kami
Selamat berpisah!
Selamat tinggal !
Selamat jalan !
Selamat berjuang dan berkarya !
Salam kerinduan selalu
Dari sang guru……………
                        10 juni 2003



Rindu Ajarmu Guru dan Salam Perpisahan
Rendra Rahim, AE
Kutebar senyum tapi tak kuasa
Kutebar tangis tapi tak trasa
Ku alun sendu Kurasa lara
Lara, sedih, duka dihati
Kucoba senyum tapi tak kuasa
Aku rindu dengan nyanyian ajarmu
Aku rindu dengan kasidah Tanya
Aku rindu dengan syair nasehatmu
Aku rindu dengan dendang nilai
Tapi……………
Aku hilang dalam waktu
Aku remuk dalam masa
Aku tak kuasa
                        Tak kuasa mereguk kembali ajarmu
                        Tak kuasa kembali menimba ilmu dari sang guru
                        Tapi aku hanya bisa berdo’a
                        Moga moga ilmuku menjadi sinar dalam sudut hati
                        Sang guru
Selamat berpisah guru
Selamat tinggal
Do’an kan kami
Kenang kenangkanlah kami
Salam krinduan selalu dari kami
Trima kasih guru…………
Baruh jaya 28 juni 2003



Angin Berbisik
Rendra Rahim, AE
Sunyi trasa ruang cakrawala
Aku terkagum makna
Tapi angin berbisik
Dikau tak mau tau katanya
Atau tak ingin tau ucapnya
                        Secercah bayang tampak buram
                        Mata angin melotot
                        Kepalan ilmu siap ‘kan mendarat  diwajahku
Aku tersentak
Tapi kembali angin berbisik
Ilmu bagai cahaya ujarnya …………….

Banjarbaru Juli 2003



17 -an
Rendra Rahim, AE
Lomba perahu naga
Perlambang berlomba meraih kemerdekaan
Tarik tambah
Perlambang mempertahankan bumi pertiwa
Panjat pinang
Perlambang kekompakan menggapai kemerdekaan
                        Bendera merah putih dikibarkan
                        Umbul umbul dipancangkan
                        Di kantor
Sekolah
                        Rumah
Rumah sakit
                        Tempat ibadah
Bahkan ditiap kota dan sudut desa bersolek
Begitulah kiranya semarak 17 an
Tapi semua hanyakah perlambang
Sebernarnya bagaimana
Memaknai
Arti 17 an

Negara 16 agustus 2005



Agustus
Rendra Rahim, AE
Bulan agustus identik dengan bulan kemerdekaan
Pada bulan agustus tanggal 17 tahun1945
Adalah hari bersejarah bagi bangsa Indonesia
                        Bung Karno
                        Bung Hatta
                        Atas nama bangsa Indonesia dengan ini
                        Menyatakaan kemerdekaanya
Agustus bersejarah
Bung Karno
Bung Hatta
Dikau berdua tlah tiada
                        Agustus bertuah
                        Trimakasih wahai pahlawan
                        Perjuanganmu
                        Pengorbananmu
                        Kan kami bayar dengan mahal
                        Tuk membangun nusantara tercinta
Negara 16 agustus 2005

               

Semangat 45
Rendra Rahim, AE
Meski deru mesiu
Tak terdengar
Pekik merdeka ! merdeka ! merdeka !
Tak diterikan lagi
Tapi amis darahmu membasahi pertiwi
Tercium hangat dipikiran kami
                        Tulang putih terkubur
                        Melambangkan kesucian
                        Keikhlasan membela pertiwi
Kami yang tertinggal
Hanya mampu merasakan semangat kobaran api kemerdekaan
Kata pahlawan memang sangat pantas disematkan dipundakmu
Seandainya ada kata yang lebih mulia kan kami kalungkan dilehermu yang kokoh
Kami hanya bisa ber do’a
                        Pahlawan kau inspirasi bagi kami
                        Tuk mengabdi membangun bumi pertiwi
Negara 16 agustus 2005

1 komentar: